Tas Koja, Simbol Identitas Budaya Baduy yang Selaras Dengan Alam

Tas Koja -YouTube @kang_asepbaduy9653-
Kulit kayu teureup yang telah kering akan diserut menjadi serabut lalu dipintal menjadi benang tebal.
BACA JUGA:Kabar Baik Program Pemutihan, Jasa Raharja Keluarkan Kebijakan Baru Terkait SWDKLLJ
BACA JUGA:Pahami! Ini Ruang Lingkup Program Pemutihan Pajak Kendaraan Bermotor di Lampung
Dari situ, para perajin akan mulai merajut benang demi benang secara hati-hati sampai membentuk tas dengan ukuran dan model sesuai kebutuhan sehari-hari.
Tas Koja biasanya berukuran sedang dengan bentuk kotak memanjang. Namun tas etnik Baduy sebenarnya tidak ada pola tetap dalam pembuatannya.
Semua tergantung pada keterampilan pembuat dan fungsi yang diinginkan.
Karena itu, tiap tas bisa memiliki bentuk dan ukuran yang sedikit berbeda.
BACA JUGA:Update Mutasi Polri Polda Lampung 2025, Daftar Terbaru Kapolsek Jajaran Polresta Bandar Lampung
BACA JUGA:Polwan Cantik Masuk Mutasi Polri Terbaru, Jadi Satu-satunya Kapolsek Perempuan di Lampung
Karena dibuat dari bahan alami dan tanpa zat kimia tambahan, tas ini punya keunikan yang sulit ditemukan pada tas modern
Yaitu bisa terurai atau membusuk secara alami ketika sudah tidak digunakan.
Salah satu jenis tas tradisional Indonesia ini umumnya berwarna cokelat gelap yang menyerupai warna kayu kering. Warna alami dari kulit pohon yang tidak diberi pewarna tambahan.
Fungsi dan Filosofi Tas Koja Dalam Kehidupan Masyarakat Baduy
BACA JUGA:Alasan untuk Membeli BBM, Kabag Protokol Bupati Lampung Timur Ganti Pelat Mobil Dinas
BACA JUGA:Wah, Mobil Dinas di Mesuji Dipasang Plat Hitam apa Tujuannya?
Tas ini memiliki fungsi penting dalam keseharian orang Baduy. Baik saat bertani, mencari ikan, maupun berjualan hasil panen ke desa terdekat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: