Polres Way Kanan Angkat Bicara Terkait Perkembangan Kasus Pengusutan Kematian Brigpol EA

Kasatreskrim Polres Way Kanan AKP Sigit Barazili.--
BACA JUGA:Ambil Segera Amplop Saldo DANA Kaget Sebesar Rp 222 Ribu, Cairkan Sebelum Kehabisan
Jadi, lanjutnya, tidak ada yang namanya tidak profesional atau tidak transparan maupun diabaikan penanganan perkaranya seperti dikatakan tim kuasa hukum keluarga korban Brigpol EA yang tengah beredar.
"Meski demikian, sama seperti pihak keluarga korban, Polres Way Kanan tetap berupaya keras agar kasus ini berjalan sesuai harapan dan dapat diungkap tuntas," tutupnya.
Diterangkan, Brigadir Satu (Briptu) EA yang merupakan anggota Banit Reskrim Polsek Pakuan Ratu, Polres Way Kanan, ditemukan meninggal dunia di rumahnya dengan kondisi leher terluka parah di Kampung Banjar Negara, Kecamatan Baradatu, Kabupaten Way Kanan, Lampung, pada sore hari (7/1/2025) lalu.
Pada saat itu Alipir (62), ayah kandung Briptu EA, merasa ada banyak kejanggalan dalam kematian anaknya tersebut, karena dijasad anaknya selain luka besar dibagian leher juga ditemukan lebam dibagian lengan dan bagian punggungnya.
BACA JUGA:Mahasiswa Teknik Elektro Teknokrat Kembangkan Sistem Keamanan Berbasis IoT Pada Sepeda Listrik
"Pada saat kejadian, saya lagi di rumah saya di Kampung Banjar masin sekitar jam 15.00 WIB, lalu saya diberi kabar sama warga, kalau anak saya EA bunuh diri. Lalu hujan-hujan itu saya langsung ke rumah sakit Haji Kamino (RSHK) dan setibanya di sana, luka anak saya (bagian leher) sudah di jahit," ujarnya, Kamis (13/3/2025).
Kemudian, setelah enam hari dari kematian Briptu EA, sang ayah mendapatkan foto bekas luka anaknya yang belum dijahit dari pihak rumah sakit dengan luka sayatan yang begitu besar.
"Kemudian setelah enam hari, saya ditunjukkan foto luka anak saya itu yang sebelum di jahit. Setelah melihat foto itu, saya merasakan kecurigaan yang luar biasa bahwa anak saya itu bukan bunuh diri, melainkan dibunuh" tambahnya.
Orang tua Bripu EA juga mengungkapkan saat dimandikan jenazah terdapat lebam di lengan kanan, ada bekas cengkraman.
Lalu tangan kirinya keram seperti cengkraman, dan di bagian belakang (punggung) ada lebam hitam sehingga memperkuat kecurigaan mereka.
"Jadi saya atas nama keluarga besar, saya selaku ayah kandungnya, berharap sekali, andaikata anak saya dibunuh, siapa pelakunya dan saya minta keadilannya. Bahkan sampai sekarang, belum ada kabar berita dari pihak kepolisian kepada kami sebagai keluarga. Dia juga merupakan anak negara . Kasus ini sudah kita sampaikan ke polres dan sekarang sudah ditangani Polda Lampung, tapi belum ada kelanjutannya, sudah 66 hari dari wafatnya anak saya," ucapnya.
Dalam pada itu, dari keterangan tetangga lainnya saat korban ditemukan di kamar mandi kamar tidurnya dalam posisi telungkup dan diduga tidak bernyawa lagi serta terlihat ceceran darah dari teras sampai kamar mandi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: