Strategi membuka warung dengan konsep nuansa pedesaan pun terbilang sukses.
BACA JUGA:12 Jenderal yang Jadi Kapolda Dalam Mutasi Polri 2025, Empat Alumni Akpol 1991 Bhara Daksa
BACA JUGA:Masuk Jajaran Kapolda Termuda di Indonesia, Ini Tiga Alumni Akpol 1996 yang Pimpin Kepolisian Daerah
Ali justru mengaku omzetnya usahanya terus mengalami kenaikan, termasuk di masa-masa pandemi.
Demi menggaet pasar yang lebih merata, Waroeng Tani juga menerapkan konsep prasmanan dan menawarkan menu hemat porsi sepuasnya.
“Cukup Rp8.000 saja pengunjung sudah bisa makan sepuasnya nasi dan aneka olahan sayur. Kami juga menyediakan 100 macam menu yang bisa dipesan terpisah sebagai tambahan lauk,” jelasnya.
Salah satu olahan sayur yang bisa diambil sepuasnya dari hasil budidaya sendiri di Warung Tani adalah kreasi daun katuk.
BACA JUGA:Saldo DANA Gratis Dari Isi Survey Sambil Rebahan, Ini Aplikasi Penghasil Uang yang Digunakan
BACA JUGA:Saldo DANA Gratis Spesial Hari Kartini, Undang Teman Bisa Dapat Cuan Hingga Ratusan Ribu Dari TikTok
Daun katuk tidak hanya baik untuk meningkatkan produksi ASI, tetapi juga bergizi.
Di tangan juru masak menu tradisional yang didominasi oleh ibu-ibu, daun katuk bisa menjadi olahan sayuran yang lezat dan nikmat.
Pengunjung pun bisa menikmatinya dengan cuma-cuma di Waroeng Tani.
Tak ayal, dengan konsep dan strategi tersebut, Waroeng Tani selalu ramai pembeli, termasuk di bulan Ramadhan lalu.
BACA JUGA:Belanja Murah Produk Sunscreen di Alfamart, Lindungi Wajah Dengan Skincare Berkualitas
“Saking ramainya, kami bahkan sampai menerima 2.000 pack pesanan berbuka puasa. Kapasitas Waroeng Tani untuk 1.500 orang, dan hampir habis dipesan setiap harinya selama Ramadan," urainya.