Namun karena Dewa Fumeriptis memiliki kekuatan yang besar.
Dewa Fumeriptis pun memenangkan pertarungan melawan buaya raksasa.
Dalam cerita tersebut, meski sang dewa berhasil memenangkan pertarungan.
Namun Dewa Fumeriptis harus terdampar di sebuah tepian sungai dalam kondisi terluka parah.
BACA JUGA: Fantastis! Tujuh Batu Mulia Termahal di Dunia, Ada yang Mencapai Rp 72 Miliar
Hingga akhirnya ia bertemu dengan burung Flamingo yang memulihkan lukanya
Dalam sebuah wilayah, Dewa Fumeriptis lantas membuat dua buah patung.
Dan sebuah genderang yang memiliki suara nyaring.
Gendering itu bunyinya selalu mengiringinya saat menari.
BACA JUGA: Manfaat Buncis Bagi Kesehatan Manusia, Nomor 3 Banyak yang Belum Tahu
Tanpa sadar karena dahsyatnya tarian sang Dewa.
Kedua patung yang diukirnya pun ikut bergerak dan menari.
Konon kedua patung yang dibuat oleh sang dewa itulah, yang menjadi cikal bakal nenek moyang suku Asmat.
Mitos mengenai dewa Fumeriptis inilah yang dipercaya oleh kelompok masyarakat suku Asmat Papua.
BACA JUGA: Mengulik Kedahsyatan Letusan Gunung Krakatau Pada 1883
Sehingga tidak heran jika sampai hari ini, orang-orang suku Asmat masih mempertahankan kebudayaan.