Kemarau, Petani Karet Mesuji Kian Was-was

Kemarau, Petani Karet Mesuji Kian Was-was

RADARLAMPUNG.CO.ID - Kemarau menjadi hal yang ditakutkan para petani karet. Biasanya produksi getah karet akan semakin turun akibat musim kemarau. Saat musim kemarau, produksi getah karet biasanya menjadi 65 kg untuk lahan seluas 1 hektar dalam jangka waktu lima hari. Padahal bila musim hujan, lahan seluas itu mampu memproduksi 100 kg getah karet. \"Jika musim kemarau berlangsung lama, lahan 1 hektar tersebut hanya mampu menghasilkan 65 kg getah karet,\" ujar Kholik (45) salah seorang petani karet di Desa Brasan Makmur, Kecamatan Tanjung Raya kepada Radarlampung.co.id di kediamannya, Jumat (2/8). Menurutnya, tak hanya produksi getah yang turun, harga getah karet pun ikutan turun. Padahal kualitas getah karet saat musim kemarau ini sangat bagus karena kadar air yang rendah. Saat ini harga getah karet mingguan sampai dua mingguan, masih berkisar di harga Rp7.500 sampai Rp8.000 per kg. Padalah para petani sangat berharap harga karet bisa lebih baik lagi karena bulan ini ada Hari Raya Idul Adha. Sementara Dayat (60), petani karet lainnya menyatakan, tidak dapat menggarap lahan pertaniannya karena musik kemarau seperti saat ini batang karet menurutnya tak bisa dipaksakan. Ia mengaku sementara waktu beralih profesi menjadi buruh bangunan sejak satu bulan lalu. \"Daripada nganggur, tidak bisa bertani, lebih baik cari penghasilan lain, jadi buruh bangunan, Jadilah,\" kataya. Ia menambahkan, musim kemarau yang sudah berlangsung cukup lama itu membuat areal pertanian kebun karetnya rontok daun. \"Jika dipaksakan untuk dideres di musim kemarau akan berdampak bagi batang karet tersebut,\" jelasnya. (muk/sur)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: