Tangani Dugaan Pencemaran Air Lindi TPA Bakung, Pemprov Siap Kolaborasi Dengan Pemkot

Wakil Gubernur Lampung dr Jihan Nurlela meninjau langsung ke lokasi dugaan pencemaran aliran air lindi dari TPA Bakung dan meninjau lokasi kolam air lindi TPA Bakung, pada Senin 14 April 2025.---Sumber foto : Biro Adpim.---
RADARLAMPUNG.CO.ID - Masyarakat di sekitar Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Bakung, Bandar Lampung merasa resah dengan air lindi yang turun ke pemukiman.
Dugaan air lindi tersebut seperti yang terjadi usai hujan deras, pada Sabtu 13 April 2025 yang mencemari lingkungan masyarakat sekitar TPA Bakung.
Menindaklanjuti hal tersebut, Wakil Gubernur Lampung dr. Jihan Nurlela meninjau langsung ke lokasi dugaan pencemaran aliran air lindi dari TPA Bakung dan meninjau lokasi kolam air lindi TPA Bakung, pada Senin 14 April 2025.
Kata Jihan, pihaknya mendapat informasi keluhan warga terkait dugaan pencemaran yang disebut dari air lindi TPA Bakung yang langsung menindaklanjutinya.
BACA JUGA:Mutasi Polri Terbaru, Jenderal Asal Lampung Promosi Jabatan Jadi Kapolda Jawa Barat
Dijelaskan Jihan, informasi awal yang dihimpun menyebutkan bahwa saat curah hujan tinggi, air yang diduga merupakan air limbah atau air lindi dari TPA Bakung meluap dan masuk ke area permukiman warga.
Tentunya hal tersebut mengganggu masyarakat yang terdampak dari luapan dugaan air lindi tersebut.
"Ada laporan yang masuk dari masyarakat, ketika hujan deras ada air yang kotor dan bau yang tidak sedap masuk kedalam pemukiman warga yang diindikasikan ini air lindi," ujar Jihan saat ditemui di area Pemprov Lampung, Selasa 15 April 2025.
Menindaklanjuti laporan tersebut, Jihan menyebut pihaknya langsung melakukan pengecekan untuk memastikan jenis air yang masuk ke pemukiman warga sekitar TPA Bakung.
"Saya langsung koordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) baik provinsi maupun Kota Bandar Lampung untuk melakukan investigasi," ucapnya.
"Memang belum ketemu apakah ini air lindi atau bukan tapi pada saat ke lokasi kemarin ciri-ciri seperti itu," sambungnya.
Jihan menuturkan, kemungkinan air yang mencemari lingkungan warga tersebut merupakan air lindi akibat filter kolam yang dipasang tidak berjalan dengan maksimal.
"Ini ada kemungkinan pada saat ke penampungan air lindi dari kolam satu sampai kolam terkahir itu filternya tidak berjalan dengan baik," tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: