Robbanaa laa taj’alnaa fitnatal lil-qoumizh-zhoolimiin wa najjinaa birohmatika minal-qoumil-kaafiriin.
Kemudian makna dari doa yang baru saja dibaca yaitu berikut ini:
BACA JUGA:Motif Pembunuhan di Pesawaran Lampung, Pelaku Cemburu Lihat Korban Mengobrol Dengan Istrinya
“Ya Rabb kami, janganlah Engkau jadikan kami sebagai sasaran fitnah bagi kaumyang zalim. Dan selamatkanlah kami dengan rahmat Engkau dari (tipu daya) orang-orang yang kafir,”.
Sebagai pengetahuan, doa-doa tadi menjadi doa yang patut diwaspadai oleh orang-orang dzalim.
Doa yang diperingatkan oleh Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam untuk diwaspadai.
Karena Allah Ta’ala pun tidak menyukai perkataan yang jelek dan menyakiti orang lain, kecuali bagi orang yang di dzalimi.
Sebagaimana ditegaskan dalam firman-Nya Al-Qur’an Surat An-Nisa’ ayat 146 yang artinya:
BACA JUGA:5 Manfaat Luar Biasa Dari Kembang Tahu, Bisa Turunkan Kolesterol
“Allah tidak menyukai ucapan buruk, (yang diucapkan) dengan terus terang kecuali oleh orang yang dianiaya (dizalimi). Allah itu Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui,”.
Dalam Tafsir Ibnu Katsir 2/442, Ibnu Abbas radhiallahu’anhu menjelaskan tentang makna dari ayat tadi.
Dalam penjelasannya, dikatakan bahwa “Allah tidak menyukai ucapan buruk (yang diucapkannya)”.
Itu bermakna bahwa Allah Subhanahuwata’ala tidak menyukai doa buruk seseorang atas orang lain, kecuali bagi yang terdzolimi.
BACA JUGA:KKP RI Beri Mobil Bantuan Pendingin Ikan ke Nelayan Petani di Pringsewu
Sejatinya adalah orang yang terdzolimi ini telah diberikan keringanan (sehinga diperbolehkan) untuk mendoakan keburukan terhadap orang yang telah mendzoliminya.
Kemudian pada lafal yang bermakna, “kecuali oleh orang yang dianiaya (terdzolimi)”, maka apabila ia bersabar itu akan lebih baik baginya.