Jaga Kualitas Aset Tetap Sehat, Ini Strategi Manajemen Risiko BRI di Tengah Dinamika Ekonomi Global

--
Penilaian dilakukan terhadap kompetensi dan kapasitas tim yang ada, khususnya di lini-lini bisnis utama.
Di saat yang sama, selain early warning system, BRI juga melakukan penyempurnaan terhadap fraud detecting system.
BACA JUGA:6 Pejabat Baru Hasil Mutasi Polri Polresta Bandar Lampung Resmi Bertugas
BACA JUGA:Daftar PJU Baru Hasil Mutasi Polri Polres Pringsewu, Dua Perwira Tukar Posisi
Agar mampu mengidentifikasi potensi risiko dan proaktif serta aktivitas di proses bisnis juga tengah ditelaah ulang sebagai bagian dari penguatan fondasi manajemen risiko secara keseluruhan.
"Kita juga lihat kembali sistem dan tools yang ada saat ini, kita coba lihat dan review kembali, kita sudah punya credit scoring, credit rating.
Kemudian, kita lihat kembali tentunya nanti credit rating kita ini yang lebih granular dan mungkin lebih bisa membedakan per masing-masing sektor ekonomi, per masing-masing region.
Sehingga kita bisa melihat risiko secara lebih detail lagi," ujarnya.
BACA JUGA:Belanja Murah Susu Favorit di Alfamart, Penuhi Nutrisi Dengan Produk Berkualitas Dengan Harga Hemat
BACA JUGA:Segera Berakhir Promo Home Care Alfamart, Ambil Kesempatan Belanja Murah Dengan Budget Super Hemat
Adapun, sepanjang Triwulan 1 2025, perekonomian global sendiri masih dibayangi ketidakpastian akibat meningkatnya tensi geopolitik dan dampak lanjutan dari perang tarif, yang menekan aktivitas perdagangan internasional dan rantai pasok.
Meski demikian, di tengah tantangan tersebut, BRI Group mampu membukukan laba bersih sebesar Rp13,80 triliun serta mencatatkan total aset sebesar Rp2.098,23 triliun, tumbuh 5,49% secara year-on-year.
Sebagai informasi, Direktur Manajemen Risiko BRI, Mucharom diangkat dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) BRI pada 24 Maret 2025 dan mulai melaksanakan tugas setelah memperoleh persetujuan Penilaian Kemampuan dan Kepatutan dari OJK.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: