Kinerja positif Perpajakan Dalam Negeri tertinggi secara tahunan ditunjukkan oleh Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 16.67 persen (yoy) dan Pajak Penghasilan (PPH) sebesar 6.51 persen (yoy).
Selanjutnya, kinerja positif Perpajakan Perdagangan internasional tertinggi ditunjukkan oleh Bea Keluar (Pungutan Ekspor) sebesar 91,68 persen, dimana merupakan prestasi luar biasa di tengah pelemahan ekspor Lampung akibat ketidakpastian global Kinerja PNBP juga meningkat sebesar 0,24 persen (yoy).
Realisasi Belanja Negara akseleratif mendukung pelaksanaan program Kementerian/Lembaga (KL) dan pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan.
Realisasi Belanja Negara mencapai Rp 33,09 triliun, tercapai 97,51 persen dari pagu, bertumbuh 4,40 persen (yoy).
BACA JUGA:Tak Hanya Cuaca Ekstrem, Banjir Rob Juga Intai Lampung Hingga Awal Februari
Dalam perinciannya, Belanja Kementerian/Lembaga (K/L) atau Belanja Pemerintah Pusat (BPP) terealisasi sebesar Rp 10,57 triliun, tercapai 94,52 persen dari pagu, bertumbuh 3,36 persen (yoy) Sedangkan, penyaluran Transfer ke Daerah (TKD) terealisasi sebesar Rp 22,52 triliun, tercapai 96,97 persen dan pagu, bertumbuh 4,89 persen (yoy).
Dilihat secara laju pertumbuhan year-on-year mayoritas komponen belanja menunjukkan pertumbuhan Positif Belanja Pegawai meningkat 14,60 persen (yoy) dan Belanja Barang meningkat 1,57 persen (yoy), dan Belanja Bantuan Sosial juga meningkat sebesar 14,65 persen (yoy).
Adapun Belanja Modal mengalami kontraksi 19.28 persen (yoy) dikarenakan alokasi pagu yang lebih rendah dari tahun sebelumnya sebesar -17.25 persen (yoy).
Selanjutnya penyaluran Transfer ke Daerah (TKD) utamanya didorong oleh kinerja Dana Alokasi Umum (DAU) yang meningkat 8,88 persen (yoy), Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik yang meningkat 15, 31 persen, serta DAK Non Fisik dan Dana Desa yang masing-masing tumbuh 0,57 persen (yoy) dan 1,34 persen (yoy).
BACA JUGA:Klaim 2 Link DANA Kaget Aktif Spesial Bonus, Tarik Saldo Gratis Berlipat Ganda Sampai Rp 220 Ribu
Adapun komponen Dana Bagi Hasil (DBH) mengalami kontraksi - 33 44 persen (yoy) dikarenakan keterbatasan DBH Mineral dan Gas (Migas) sejalan dengan sektor sumber daya mineral dan gas yang tidak banyak di Lampung.
Defisit APBN 2024 Provinsi Lampung sebesar Rp 20,78 triliun, menurun 0,55 persen (yoy).
Penurunan defisit ini sejalan dengan peningkatan kinerja Pendapatan Negara dan efisiensi Belanja Negara selama tahun 2024.
Dengan kinerja positif per komponennya, APBN bekerja secara ekspansif mendorong pertumbuhan ekonomi dan menjaga stabilitas fiskal di Provinsi Lampung di tengah ketegangan geopolitik dan ketidakpastian ekonomi global.(*)