Pertama, rendam kaki kamu dalam air sabun selama lima menit, lalu basahi batu apung dan gosok perlahan area tumit yang pecah-pecah selama dua hingga tiga menit.
7. Rendam Kaki Dalam Air Lemon dan Garam
Air hangat yang dicampur dengan perasan lemon dan garam juga dapat mengatasi kaki pecah-pecah.
Lemon bermanfaat untuk menyingkirkan sel-sel kulit mati pada kulit, sedangkan garam berkhasiat mencegah infeksi timbul pada kaki.
BACA JUGA:Bongkar Jenis Daun Sirih Dengan Segudang Manfaatnya untuk Kesehatan Tubuh
Tips Mencegah Kaki Pecah-pecah
Pemilihan alas kaki adalah faktor penting untuk mencegah kaki pecah-pecah. Bila kamu sering mengalami masalah kaki yang satu ini, kamu perlu menemukan sepatu yang pas yang bisa menopang tumit dengan baik.
Bila perlu, kenakanlah sepatu yang lebar di area tumit dan yang kokoh untuk menopang dan melindungi tumit. Yang terpenting, hindari memakai sepatu ketat dan high heels. Hindari juga berdiri atau duduk menyilang terlalu lama.
Kaki juga perlu dijaga kelembapannya agar tidak kering dan pecah-pecah.
Caranya adalah dengan minum air putih secukupnya dan oleskan pelembap pada kaki secara rutin.
BACA JUGA:Mengenal Apa Itu Kopi Decaf Juga Efek Sampingnya, Benarkah Tidak Memiliki Kandungan Kafein?
Ketahui penyebab kaki pecah-pecah
Kaki dapat menjadi retak dan pecah-pecah karena kelembapannya sudah berkurang. Banyak faktor yang bisa menjadi penyebab kaki kering seperti kurang minum air putih, dehidrasi, suhu dingin, terlalu lama mandi, sering berendam di air panas dan sering memakai sepatu high heels.
Namun, kaki pecah-pecah juga bisa menjadi pertanda kondisi medis tertentu termasuk diabetes, gangguan tiroid dan psoriasis. Orang lanjut usia juga dapat mengalami masalah kaki karena bertambahnya usia menyebabkan kulit mengalami penuaan dan cenderung kering.
BACA JUGA:Cara Mengatasi Batuk Pada Bayi, Nomor 5 Populer di Korea
Nah, itulah cara mengobati kaki pecah-pecah. Masalah kaki ini tidak boleh dianggap sepele karena lama-kelamaan retakannya bisa semakin bertambah dalam sehingga meningkatkan risiko infeksi. (*)