
Noverisman Subing pun mengambil inisiatif kembali ke belakang, menyusul. Dan Ardito Wijaya diminta untuk tetap di depan membuka jalan. "Di tengah saya membuka jalan, tiba-tiba ada bunyi. Cuuusssssss! Mendadak sepeda menjadi berat, melambat. Bannya pecah. Ya Ampun! Tak ada pilihan, akhirnya sepeda saya tuntun," pungkasnya. (*)